Hal itu dikarenakan anak bisa gemar membaca bila orangtua mencontohkan terlebih dahulu dalam kehidupannya sehari-hari.Pada akhirnya bisa merusak pola pikir dan membuat anak-anak malas untuk membaca buku.Jadi, tanamkan kebiasaan membaca sejak dari kecil, bilang dia.
Dengan begitu, akan terasa ada yang kurang bila tidak membaca buku setiap harinya. Makanya setiap hari harus disediakan untuk membaca buku, sebelum tidur, setiap sore, atau setelah bangun tidur, baca buku bareng bersama anak-anak, jelas Nila. Dengan pemberian buku cerita, anak-anak kita akan gemar membaca buku, sehingga ilmunya akan banyak, tegas wanita kelahiran 44 tahun yang lalu. Ini bagus juga untuk anak-anak, jadi orang tua bisa memberikan buku digital ini ke anak-anak, tapi tetap dipantau oleh orang tua. Sekarang ini sudah banyak platform yang menyediakan e-book atau buku digital, pungkas Ninl. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE. Pada 1982, Iwan meraih penghargaan Adinegoro, sebuah penghargaan tertinggi bagi karya jurnalistik di Indonesia. GNFIDimas Wahyu Indrajaya Keberadaan internet begitu penting, pastinya Kawan GNFI setuju akan hal itu. Sudah ada di Indonesia sejak 1990-an, tapi internet baru mulai digunakan booming secara massal sekitar 2000-an. Hal yang menggoda dari layanan internet pada saat itu tidak berbeda seperti masa sekarang, yakni bisa bermain video gim sambil berjejaring sosial. Selain menjadi sarana hiburan, internet juga menjadi pojok edukasi. Berbagai website yang memaparkan informasi untuk pembelajaran tersedia di internet. Di antaranya banyaknya website internet, Google masih menjadi favorit. Menurut data yang dihimpun Hootsuite dan We Are Social pada Januari 2019, situs Google di Indonesia berada di urutan atas dengan trafik bulanan sebanyak sejuta lebih. Dari mesin pencari Google, orang Indonesia bisa mencari situs-situs terpercaya untuk menggali informasi. Misalnya Wikipedia, situs satu ini seringkali diandalkan berbagai kalangan khususnya pelajar karena merangkum beragam pembahasan mulai dari sejarah, profil tokoh, dsb. Namun ketika era internet belum muncul di Indonesia, kemanakah orang-orang mencari dan menggali informasi Mungkin jawabannya adalah ensiklopedia Buku Pintar. Sama seperti Wikipedia, di Buku Pintar kita bisa menemukan segala macam pengetahuan yang sudah terangkum. Lantas bagaimana sejarah Buku Pintar di Indonesia Lalu, siapakah penyusun dari banyaknya informasi dalam satu buku itu Mari tengok ulasannya. Tak pelak, Iwan pun dianggap bayi abnormal dan karena kelainannya itu ia mengaku menerima banyak cobaan. Sempat bernama Esem, lalu Abang Kingkong sebelum ia masuk sekolah, kemudian berubah lagi karena ayahnya Abubakar Bintang memberikan nama Iwan Glaxo. Pas saya masuk sekolah, ayah saya membawa saya ke kepala sekolah, di mana ia menanyakan nama saya. Ayah saya menamai saya Iwan Glaxo, saya tidak mengerti artinya saat itu, kata Iwan dikutip GNFI dari The Jakarta Post. Glaxo sendiri adalah nama tepung susu produksi farmasi Inggris. Susu inilah yang dikonsumsi Iwan ketika masih bayi karena ibunya yang dalam kondisi sakit tidak bisa menyusuinya. Iwan Gayo dan pesan berbahasa Gayo dalam buku Jejak Langkah Jokowi yang akan disampaikan kepada Presiden Joko Widodo pada 2019. Sumber: Serambinews.comFikar W Eda Nama Glaxo kemudian menjadi ejekan teman sekolahnya. Karena inilah Iwan mengubah namanya lagi menjadi Iwan Abu Bakar (AB). ![]() Saat berusia remaja, Iwan mengadu nasib ke ibu kota Jakarta pada 1971. Ia memilih profesi menjadi jurnalis di mana ia mengubah lagi namanya.
0 Comments
Leave a Reply. |
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |